MAKALAH
CT - SCAN
Disusun Oleh :
MOH. NOZA
FURQON
YAYASAN SUARA
JATI NATA DAMA MATARAM
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN (STIKES) ZAMZAM MATARAM
PROGRAM STUDI
D3 RADIOLOGI
TA. 2015-201
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan hidayah dan inayah-Nya kepada saya melalui ilmu-Nya Yang
Maha Luas dan Tak Terkira sehingga saya bisa sedikit menuliskan setetes dari
lautan ilmu-Nya kedalam sebuah makalah sederhana ini. Shalawat serta salam saya
tujukan kepada suri teladan kita, Nabi Muhammad SAW beserta seluruh pengikutnya
hingga akhir zaman.
Saya bersyukur bahwa akhirnya
kontribusi dapat diwujudkan dengan diiringi kesadaran bahwa segala keterbatasan
masih mengiringi makalah yang masih perlu untuk terus dikoreksi ini agar dapat
mencapai kesempurnaan. Dan saya ucapkan terima kasih kepada Dosen yang membimbing
matakuliah Tehnik Radiologi.
Makalah ini dibuat tidak dengan proses yang instan namun memerlukan proses yang
cukup panjang untuk menciptakan sebuah makalah yang dapat membuat pembaca
semakin mengenal, mengerti dan memahami mengenai “OSSA PELVIS”.
Akhirnya, kami berharap makalah ini
menjadi kontributif yang positif yang tidak ada hentinya. Tak henti untuk terus
dikoreksi, tak henti untuk melahirkan berbagai motivasi dan inovasi serta tak
henti untuk memberikan inspirasi kepada orang lain untuk juga memberikan
kontribusi yang jauh lebih baik dari kami. Amin.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………….I
DAFTAR
ISI………………………..……………………………………………II
BAB I PENDAHULUA
1.1.Latar Belakang……………………………………………………….1
1.2..Rumusan Masalah…………………………………………………1
1.3.Tujuan………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian CT Scan.……………………………………………3
2.2.sejarah CT scan dan perkembanganya …………………………..4
2.3 tujuan pengunaan CT Scanl……………………………………….4
2.4.Bagian –bagian CT Scan.………………...………………..............5
2.5.Cara kerja CT Scan dan
perkembangannya ……………………….6
2.6.Sistem computer dan
system control …………………………….12
2.7. Peta distribusi besaran fisik………………………………………………….13
2.8.Kegunaan CT Scan ………………………………………………..13
2.9 .Kelebihan dan kekurangan CT Scan……………………………..18
2.10.Penatalaksanaan………………………………………………….18
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan……………………………………………………….22
3.2.Saran……………………...………………………………………
22
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………23
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
CT
ditemukan secara independen oleh seorang insinyur Inggris bernama Sir Godfrey
Hounsfield dan Dr Alan Cormack. Hal ini segera menjadi andalan untuk
mendiagnosis penyakit medis. Untuk pekerjaan besar ini mereka ini, Hounsfield
dan Cormack bersama-sama dianugerahi Hadiah Nobel pada tahun 1979. CT scanner pertama mulai diinstal dan dioperasikan secara
luas pada tahun 1974. Penggunaan zat-zat radioaktif merupakan bagian dari
teknologi nuklir yang relatif cepat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal
ini disebabkan zat-zat radioaktif mempunyai sifat-sifat yang spesifik, yang
tidak dimiliki oleh unusr-unusr lain. Dengan memanfaatkan sifat-sifat
radioaktif tersebut, maka banyak persoalan yang rumit yang dapat disederhanakan
sehingga penyelesaiannya menjadi lebih mudah.
Salah satu sifat dari radiasi nuklir yaitu mampu untuk
menembus benda padat. Sifat ini banyak digunakan dalam teknik radiografi
yaitu pemotretan bagian dalam suatu benda dengan menggunakan radiasi nuklir
seperti sinar-x, sinar gamma dan neutron. Hasil pemotretan tersebut direkam
dalam film sinar-x. Zat radioaktif banyak digunakan dalam bidang ndustry
dan kedokteran. Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui
bagian dalam dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam
radiografi dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati sering
tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar
bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini
akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk
mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu
CT-Scanner (Computed Tomography Scanner) dengan menggunakan radiasi
nuklir seperti neutron, sinar gamma dan sinar-x.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian CT Scan ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan CT Scan?
3. Apa tujuan dari CT Scan
?
4.
Sebutkan bagian-bagian dari CT Scan ?
5.
Bagaimana cara kerja CT Scan?
6.
Bagaimana system computer dan system control ?
7. Bagaimana peta
distribusi besaran fisis ?
8. Apa saja kegunaan dari
CT Scan ?
9. Apa kekurangan dari CT
Scan ?
10.
Bagaimana penatalaksanaan CT scan ?
1.3
Tujuan
1. Untuk menjelaskan
tentang pengertian CT Scan
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan CT Scan
3. Untuk menjelaskan
tentang tujuan dari CT Scan
4.
Untuk mengetahui tentang bagian-bagian dari CT Scan
5. Untuk menjelaskan
tentang prinsip kerja CT Scan
6. Untuk menjelaskan
tentang system computer dan system control
7. Untuk mengetahui tentang
peta distribusi besaran fisis
8.
Untuk mengetahui kegunaan dari CT Scan
9. Untuk mengetahui
kekurangan dari CT Scan
10. Untuk menjelaska
tentang penatalaksanaan CT scan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Alat CT scan adalah generator pembangkit sinar-x yang
bila dioperasikan oleh operator akan mengeluarkan sinar-x dalam jumlah dan
waktu tertentu. CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan
gambaran dalam dari berbagai sudut kecil dari organ tulang tengkorak dan otak
serta dapat juga untuk seluruh tubuh. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu kelainan, yaitu :
a. .Gambaran lesi
dari tumor, hematoma dan abses.
b. Perubahan vaskuler :
malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
c. Brain
contusion.
d. Brain
atrofi.
e. Hydrocephalus
f. Inflamasi
Berat
badan klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan. Berat badan klien
yang dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien dengan berat badan
dibawah 145 kg. Hal ini dipertimbangkan dengan tingkat kekuatan scanner.
Sebelum dilakukan pemeriksaan CT scan pada klien, harus dilakukan test apakah
klien mempunyai kesanggupan untuk diam tanpa mengadakan perubahan selama 20-25
menit, karena hal ini berhubungan dengan lamanya pemeriksaan yang dibutuhkan.
Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum
dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah klien bebas dari alergi iodine,
sebab pada klien yang akan dilakukan pemeriksaan CT Scan disuntik dengan zat
kontras berupa iodine based kontras material sebanyak 30 ml. Bila klien ada
riwayat alergi atau dalam pemeriksaan ditemukan adanya alergi maka pemberian
zat kontras iodine harus distop pemberiannya. Karena eliminasi zat kontras
sudah harus terjadi dalam 24 jam. Maka ginjal klien harus dalam keadaan normal. Berikut ini merupakan istilah-istilah lain dari
CT-Scan yang biasa digunakan, di
antaranya:
a. Computed /
Computerized Tomography (CT)
b. Computed Axial
Tomography (CAT)
c. Computerized
Aided Tomography
d. Computerize Transverse
Axial Tomography (CTAT)
e. Recontructive
Tomography (RT)
f. Computed
Transmission Tomography (CAT)
g. Pada akhirnya,
ditetapkan oleh "Radiology and American Journal of Roentgenology"
dengan istilah Computed Tomography (CT)
2.2 Sejarah perkembangan CT-SCAN
a. Tahun 1917 ,
J.H. Radon melakukan transformasi radon, gambar dari objek yang tidak diketahui
dapat digambarkan dari proyeksinya
b. Tahun 1963 , A.M.
Cormack mulai mengembangkan teknik untuk menentukan distribusi penyerapan tubuh
manusia
c. Tahun 1972 ,
G.N. Hounsfield dan J. Ambrose menghasilkan gambaran CT pertama kali untuk
keperluan klinis
d. Tahun 1974, 60 unit
CT terpasang untuk pemeriksaan kepala
e. Tahun 1975 , First
Whole Body scanner in clinical use. Untuk pertama kalinya CT-Scan dapat
digunakan untuk pemeriksaan seluruh tubuh
f. Tahun
1979 , Hounsfield dan Cormack dianugerahi hadiah nobel
g. Tahun 1989,
diperkenalkannya Spiral CT
h. Tahun 1998,
diperkenalkannya Multislice CT
i.
Tahun 2000, lebih dari 30000 clinical
CT Installations
2.3 Tujuan
Menemukan patologi
otak dan medulla spinalis dengan teknik scanning/pemeriksaan tanpa
radioisotope.
. Dengan demikian CT scan hampir dapat digunakan untuk menilai semua organ
dalam tubuh, bahkan di luar negeri sudah digunakan sebagai alat skrining
menggantikan foto rontgen dan ultrasonografi. Yang penting pada pemeriksaan CT
scan adalah pasien yang akan melakukan pemeriksaan bersikap kooperatif artinya
tenang dan tidak bergerak saat proses perekaman. CT scan sebaiknya digunakan
untuk :
- Menilai kondisi pembuluh darah misalnya pada penyakit jantung koroner, emboli paru, aneurisma (pembesaran pembuluh darah) aorta dan berbagai kelainan pembuluh darah lainnya.
- Menilai tumor atau kanker misalnya metastase (penyebaran kanker), letak kanker, dan jenis kanker.
- Kasus trauma/cidera misalnya trauma kepala, trauma tulang belakang dan trauma lainnya pada kecelakaan. Biasanya harus dilakukan bila timbul penurunan kesadaran, muntah, pingsan ,atau timbulnya gejala gangguan saraf lainnya.
- Menilai organ dalam, misalnya pada stroke, gangguan organ pencernaan dll.
- Membantu proses biopsy jaringan atau proses drainase/pengeluaran cairan yang menumpuk di tubuh. Disini CT scan berperan sebagai “mata” dokter untuk melihat lokasi yang tepat untuk melakukan tindakan.
Alat bantu pemeriksaan bila hasil yang
dicapai dengan pemeriksaan radiologi lainnya kurang memuaskan atau ada kondisi
yang tidak memungkinkan anda melakukan
2.4
Bagian-bagian CT Scan
Secara
umum CT-Scan terdiri atas empat bagian pokok, yaitu sumber radiasi, sistem
deteksi,manipulator mekanis, dan komputer beserta penampil. Fungsi
Sumber radiasi adalah menghasilkan radiasi, sumber ini dapat berupa
generator sinar X atau radioisotop yang menghasilkan radiasi X.
Sistem deteksi ditentukan berdasarkan jenis radiasi yang digunakan,
salah satu contoh detektor yang biasa digunakan dalam CT-Scan adalah kristal
natrium iodida yang “dikotori” (itu bahasa yang tepat menurutku) dengan talium
(kristal NaI(Tl).
Manipulator mekanis yang digunakan berfungsi menentukan geometris gerak
pemayaran yang bergantung pada keduduan CT-Scan.
Komputer berfungsi mengolah dan mengumpulkan data yang kemudian
ditayangkan pada penampil sehingga diperoleh gambar irisan tampang lintang dua
dimensi atau peta distribusi internal tiga dimensi obyek yang di mayar atau di
scan. Serta satu perangkat tambahan penting yaitu digital printer khusus untuk
mencetak hasil obyek yang sudah di scan
Adapun cara kerja
CT scan dapat dijelaskan sebagai berikut : Selama CT scan bekerja, generator
sinar X memberi daya ke tabung sinar X, sinar X dihasilkan oleh tabung sinar X
dan diemisikan seperti diputar mengelilingi pasien. Kemudian sinar X dilewatkan
melalui tubuh pasien ke detektor, yang mana ini sangat tergantung pada jenis
dan model CT scanner, mungkin terdiri dari ionisasi gas xenon atau kristal
(seperti cesium-iodine atau cadmium-tungsten). Selama satu putaran detektor
menghasilkan sinyal listrik, yang dibangkitkan setelah penyinaran sinar X.
Sinyal listrik ini ditransfer ke komputer, diproses dan direkonstruksi ke dalam
gambar menggunakan algoritma yang telah deprogram sebelumnya. Setiap putaran
tabung sinar X dan detektor direkonstruksi ke dalam gambar yang direferensikan
sebagai irisan. Irisan dipresentasikan berupa potongan melintang dari detail
anatomi tubuh, dan memungkinkan susunan anatomi di dalam tubuh dapat
divisualisasikan hal yang tidak mungkin dengan radiography pada umumnya.
Collimator ditempatkan didekat tabung sinar X dan pada setiap detektor untuk
memperkecil sebaran radiasi dan berkas sinar X yang tepat dalam penggambaran pada
saat scan. Tinggi collimator ditentukan untuk mendapatkan ketebalan irisan yang
diinginkan.
Saat ini terdapat beberapa jenis CT scanner untuk
penggunaan maupun konfigurasi melakukan scanning berikutnya yang berbeda. CT
scanner konvensional yang telah dikenalkan pada tahun 1970, mempunyai kabel
yang diletakkan pada susunan detektor, dan oleh karena itu pada akhir putaran
tabung sinar X, perakitan harus dikembalikan untuk menghindari kebingungan
kabel, CT konvensional yang kecepatan scanningnya paling rendah. adalah CT scan
spiral, yang juga dinamakan scanner helical atau volumetric dimana mempunyai
konfigurasi gelang seret yang memungkinkan rotasi satu putaran kontinyu. Dalam
scaning spiral meja pasien digerakkan melalui gantry, sementara tabung sinar X
dan detektor berputar seperti gerakan spiral mengelilingi pasien. Kecepatan
scanning lebih cepat jika irisan lebih tipis dan diperlukan breathhold pasien
yang lebih pendek dari pada CT konvensional. CT scan spiral dikenalkan pada
tahun 1989, sejak dikenalkan dapat memberi keuntungan dalam hal penggambaran
CT, meningkatkan kecepatan dan kualitas scanning dibandingkan dengan CT scanner
konvensional.
Gambar
1. Tabung dasar mesin CT scan
Scanner multi irisan telah dikenalkan sejak tahun 1998
dipandang sebagai pengembangan lanjut dalam penggambaran CT, detektor mempunyai
arah gerakan multi row yang memungkinkan akuisisi multi irisan gambar selama
satu putaran tabung sinar X. Tergantung pada model pabrikasi, scanner multi
irisan mungkin delapan kali lebih cepat dari pada scanner spiral irisan tunggal
dan irisan dapat setipis setengah irisan yang tipis yang dapat dicapai oleh
scanner spiral. Teknologi multi irisan masih dalam tahap pengembangan sejak
tahun 2001. Berkas elektron CT scanner, juga dinamakan CT scanner ultra cepat,
menggunakan teknologi scanning yang berbeda dari pada CT scanner yang lain,
dimana putaran tabung sinar X secara mekanis. Berkas elektron CT scanner tidak
memiliki bagian yang bergerak, yang demikian ini memungkinkan melakukan scan
dengan cepat. Berkas elektron yang dibangkitkan dari elektron gun difokuskan
pada putaran sinar X dan berkas sinar X dikendalikan sepanjang ring sasaran
tungsten. Waktu scan mendekati sepuluh kali lebih cepat dari pada scaner multi
irisan karena hanya berkas elektron yang bergerak selama scanning. Berkas
elektron CT scan telah dikenalkan pada pertengahan tahun 1980 dandirancang
untuk penggambaran jantung dan penggambaran bagian tubuh yang bergerak lainnya
(seperti paru-paru) dan mempunyai kecepatan scaning tinggi.
Gambar
2. CT scan multi irisan
Peralatan CT imaging sering disuplay dengan piranti
pengarsipan gambar (CD, pita kaset), untuk piranti gambar hardcopy (film sinar
X, gambar laser) dan kemampuan jaringan, tergantung pada fasilitas kebutuhan.
Karena CT menggunakan cara digital, CT scanner seringkali di buatkan jaringan
dengan perangkat digital lainnya, seperi sistem MRI, untuk memfasilitasi dalam
memudahkan perbandingan gambar pada penglihatan monitor.
Gambar
3. Jaringan sistem managemen gambar
Sebagaimana putaran scanner, detektor mengambil sejumlah
snapshot yang dinamakan profil. Pada umumnya dalam setiap satu putaran
diperoleh sekitar 1000 profil. Setiap profil dianalisa komputer dan satu set
profil penuh dari setiap rotasi membentuk irisan gambar dua dimensi.
1. Pengoperasian
Peralatan Scanner
Setelah operator scanning menyiapkan dan memposisikan
pasien pada meja scanning dengan tepat, opeartor berpindah ke ruang control dan
memulai scan dengan menggunakan control komputer. Biasanya scanning protocol
komputer telah diprogram sebelumnya untuk jenis scan pada umumnya (abdomen dan
tulang panggul, dada , kepala) dan beberapa komputer memungkinkan dipesan scan
protocol untuk dimasukkan. Selama scaning, operator menginstruksi pasien
melalui sistem intercome mengenai breathhold dan posisi. Selanjutnya pengaturan
komputer secara otomatis memindahkan
meja pasien sesuai dengan parameter scanning yang dipilih. Proses scan sendiri
mungkin hanya membutuhkan waktu 5 sampai 15 menit, namun total pemeriksaan
mungkin membutuhkan waktu sampai di atas 30 menit, karena pasien harus
disiapkan dan diposisikan.
Gambar
4. Ruang kontrol operator scanning
Bila pemeriksaan telah lengkap, operator memproses data
gambar menggunakan komputer workstation. Tergantung fasilitas, gambar mungkin
dikirim ke prosesor film sinar X atau laser imager untuk dicetak sebagai
hardcopy dan diberikan ke ruang pembacaan atau mungkin disimpan dalam disket
atau ditransfer melalui sistem manajemen gambar digital untuk dipresentasikan
memalui penglihatan monitor.
Gambar
5. Pelaksanaan proses scanning
2. Optimalisasi
Peralatan Dengan Model Jaringan
Sebelum pasien dipindahkan dari meja, operator radiologi
dapat mereview gambar yang dikehendaki untuk meyakinkan kualitasnya cukup
memenuhi untuk keperluan diagnose. Gerakan artifak, yang berupa lapisan, embun
atau ketidak tepatan lain dalam gambar, mungkin terjadi jka pasien melakukan
gerakan pada saat scan dilaksanakan atau bila susunan gambar bergerak(seperti
jantung, paru-paru). Pengurangan ketebalan irisan gambar yang dikehendaki,
mengubah waktu dari suntikan bahan kontras dan memperpendek waktu breathhold
pasien dapat membantu mengurangi kejadian gerakan artifak. Operator radiologi
akan memilih protocol scanning yang akan memberikan kualitas gambar maksimum
dan dosis radiasi minimum. Dosis radiasi pada umumnya untuk CT scan mendekati
sama dengan radiasi latar belakang alami , rata-rata orang kebanyakan dalam
waktu satu tahun. Dosis radiasi pasien dari CT scan sedikit lebih tinggi dari
pada prosedur sinar X pada umumnya. Scanner multi irisan yang lebih baru secara
signifikan menghantarkan dosis radiasi yang lebih tinggi dari pada scanner
spiral irisan tunggal, dosis lebih tinggi ini berkaitan dengan pasien pediatric
khusus. Asosiasi Ahli radiologi di Amerika Serikat (ASRT) telah mengeluarkan
pernyataan protocol scanning untuk scanning pediatric dan merekomendasikan
bahwa protocol scanning khusus untuk pasien pediatric dan pabrikasi perangkat
CT scan mengembangkan cakupan parameter yang disarankan untuk pasien pediatric
didasarkan pada berat. ASRT mendorong teknolog/operator CT scan untuk sadar
akan dosis radiasi untuk kasus pediatric jika diperlukan dapat menggunakan
tameng radiasi, atau mengatur posisi pasien menggunakan filter dosis tertentu
dan menambah pitch ratio (kecepatan meja/rotasi gantry) pada CT scan spirall.
2.6 Sistem
Komputer dan Sistem Kontrol
Bagian
komputer bertanggung jawab atas keseluruhan sistem CT Scanner, yaitu
mengontrol sumber sinar-x, menyimpan data, dan mengkonstruksi gambar tomografi.
Komputer terdiri atas processor, array processor,
harddisk dan sistem input-output. Processor atau CPU
(unit pemroses pusat) mempunyai fungsi untuk membaca dan menginterprestasikan
instruksi, melakukakaan eksekusi, dan menyimpan hasil-hasil dalam memory. CPU
yang digunakan mempunyai bus data 16,32 atau 64 bit. Tipe komputer yang
digunakan bisa mikro komputer dan bisa mini komputer, namun harus memenuhi
unjuk kerja dan kecepatan bai sistem CT Scanner. Harddisk mempunyai
fungsi untuk menyimpan data dan software.
CT Scanner pada umumnya dilengkapi dengan dua buah monitor
dan keyboard. Masing-masing sebagai operator station dan viewer
station dan keduanya mempunyai tugas yang berbeda. Operation Station
mempunyai fungsi sebagai operator kontrol untuk mengontrol beberapa parameter scan
seperti tegangan anoda, waktu scan dan besarnya arus filamen. Sedangkan viewer
station mempunyai fungsi untuk memanipulasi sistem pemroses citra. Bagian
ini mempunyai sistem kontrol yang dihubungkan dengan sistem keluaran seperti hard
copy film, magnetic tape, dan paper print out. Dari bagian ini dapat
dilakukan pekerjaan untuk mendiagnosa hasil scanning.
2.7 Peta
distribusi besaran fisis
Citra
yang dihasilkan oleh CT-Scan secara matematis dapat dipandang sebagai peta
distribusi spasial parameter fisis f(x,y) dalam bidang dua dimensi
tampang lintang obyek, tegak lurus sumbu z. Parameter fisis ini, yang
besarnya dinyatakan dengan angka-angka, ditampilkan pada perangkat display
dalam representasi warna, biasanya dalam derajat keabuan (grayscale)
sehingga peta ini tampak sebagai gambar hitam putih di layar monitor. Bagian
gambar yang memiliki warna paling gelap atau derajat keabuan paling tinggi
merepresentasikan nilai parameter fisis yang kecil, sebaliknya bagian gambar
yang paling terang atau derajat keabuan paling kecil merepresentasikan nilai
parameter fisis yang besar. Parameter fisis yang ditampilkan ini bersesuaian
dengan besaran fisis yang disebut koefisien atenuasi linear (linear
attenuation coefficient) dan diberi lambang mu. Besarnya mu
ditentukan oleh jenis bahan yang merujuk pada nomor atom (Z) dan energi
radiasi (E). Jumlah intensitas radiasi terusan, selain ditentukan oleh
tebal bahan, juga ditentukan oleh harga mu ini.
Singkatnya,
gambar/citra yang dihasilkan oleh CT-Scan dapat dipandang sebagai peta
distribusi besaran fisis, sehingga perbedaan tampilan warna atau derajat
keabuan pada citra rekonstruksi menunjukkan perbedaan peta distribusi kerapatan
internal obyek yang di scan.
2.8. Kegunaan CT Scan
CT atau CAT scan adalah tes x-ray khusus yang dapat
memproduksi gambar penampang tubuh dengan teknik menggunakan x-ray dan bantuan
komputer. Gambar-gambar yang dihasilkan memungkinkan seorang ahli radiologi,
untuk melihat bagian dalam tubuh seperti Anda akan melihat bagian dalam roti
dengan cara mengirisnya . Jenis sinar-x khusus, mengambil “gambar” dari
potongan tubuh sehingga dokter Radiologi bisa melihat dengan detail pada daerah
tertentu. CT scan sering digunakan untuk mengevaluasi otak, leher, tulang
belakang, dada, perut, panggul, dan sinus.
1. CT-SCAN
OTAK
Potongan axial dari OM Line/Reids base line sampai
vertex, tebal potongan : 4 – 5 mm infratentorial, 8-10mm supratentorial atau
semua rata 7mm. Lesi dimidline sebaiknya dibuat potongan coronal sebagai
tambahan. Kondisi tulang pada kasus trauma/ suspect fraktur tulang kepala. Indikasi
kontras: tumor, infeksi, kelainan vaskuler mencari AVM, aneurysma.
2. CT-SCAN
HYPOFISE
Potongan coronal 1-5mm tanpa dan dengan bolus kontras,
dilanjutkan dengan axial scan 2-5mm dari OM Line sampai supraseller distren
(2mm bila lesi kecil /mikroadenoma atau kelenjar hipofise normal ; 5mm bila
tumor besar/ makroadenoma) F.O.V kecil (160-200) mulai dari procesus clinoideus
anterior sampai dorsum sellae.
3.
CT-SCAN TELINGA / os.PETROSUM
Teknik : High Resolusi CT / kondisi tulang
a. kasus
non-tumor/trauma basis cranii: potongan axial dan coronal 2mm sejajar dengan
axis os.petrosum. mencakup seluruh tulang os.petrosum, tanpa kontras, kondisi
tulang (WW dan WL yang tinggi)
b. kasus tumor / infeksi
(abses ) potongan axial 2-5mm mencakup seluruh os.petrosum tanpa dan dengan
kontras, kondisi tulang dan soft tissue. Potongan coronal 2-5mm sebagai
tambahan, dalam kondisi tulang dan soft tissue. Mencakup seluruh
os.petrosum dan proses abnormalnya.
4.
CT-SCAN ORBITA
Tumor/
infeksi: Potongan axial 3-5mm dari dinding inferior sampai dinding superior
cavum orbita, sudut sejajar dengan N.opticus atau menggunakan garis infraorbito
meatal line, tanpa dan dengan kontras. Setelah itu dibuat potongan coronal
3-5mm mencakup seluruh cavum orbita. Fractur
orbita : potongan coronal dan axial 2-4mm tanpa kontras, dicetak dalam kondisi
soft tissue dan tulang pada daerah fraktur. F.O.V. kecil (160-200).
5.
CT-SCAN NASOPHARYNX, LIDAH
Nasopharynx:
potongan axial 3-5mm, FOV 250mm, kondisi dengan filter agak tinggi (lebih
tinggi dari otak) dan pallatum sampai sinus frontalis, sudut sejajar pallatum.
Tanpa dan dengan kontras bolus, kemudian dilanjutkan dengan potongan axial 5mm
sejajar corpus vertebrae cervicalis dari C2 s/d C6 F.O.V 200mm untuk mencari
pembesaran kelenjar. Setelah itu dibuat potongan coronal 3-5mm, tergantung
besar –kecilnya kelainan dari choana sampai cervical vertebrae sejajar dengan
dinding posterior nasoprynx F.O.V. 250mm, potongan coronal kadang perlu
dibuat dalam kondisi tulang apabila ada destruksi basis cranii.
Oropharynx: sama dengan nasopharynx hanya mulainya agak
rendah, garis axial dimulai dari mandibula keatas.
Lidah: pasti harus diganjal gigi/rongga
mulutnya dengan sepotong gabus, agar pada potongan coronal lidah
tidak menyatu dengan pallatum. Teknik hamper sama dengan nasopharynx, hanya
axial dan coronalnya harus mencakup seluruh daerah lidah.
Bila tumor diduga berada di 2/3 depan lidah lebih baik
dibuat coronal dahulu tanpa dan dengan bolus kontras, baru kemudian dibuat
axialnya. Sedangkan untuk tumor dipangkal lidah, sebaiknya dibuat axial
dahulu baru cornal. Kontras diberikan pada potongan yang diperkirakan akan
memberi informasi baik.
6.
CT-SCAN LARYNX / PITA SUARA
Potongan
pre kontras : axial 5mm dari epiglottis sampai cincin trachea 1-2, sejajar
dengan pita suara.
Potongan
dengan kontras : axial 2-3mm didaerah pita suara, mulai dari batas atas sampai
batas bawah lesi. Bila ada kelenjar membesar, dibuat potngan leher 5mm post
bolus kontras (delayed scan) F.O.V. 160-200mm, tanpa dan dengan bolus kontras.
7.
CT-SCAN THYROID
Potongan
axial 3-5mm dari bagian atas kelenjar thyroid samapi bagian bawah biasanya
mulai setinggi C5-6 sampai thoracic inlet, tanpa dan dengan bolus kontras,
kemudian di ulang / delayed scan untuk mendapatkan batas lesi dan tambahan
informasi yang lebih baik setelah seluruh kelenjar mengalami penyengatan
merata, F.O.V. 160-200mm.
Catatan : untuk CT-Scan pita suara dan thyroid dapat
dibuatkan teknik MPR (Multiplanar Rekontruksi) untuk menghasilkan potongan
coronalnya, untuk itu harus dibuat potongan 1-2mm pada waktu bolus kontras
sepanjang daerah yang diperlukan untuk potongan coronalya.
8.
CT-SCAN SINUS PARANASALIS
Teknik
High Resolusi
Sinusitis:
Potongan coronal 2mm di1/2 bagian depan dan 4mm 1/2 bagian posterior, mulai
dari os.nasale sampai dengan nasopharynx, potongan axial dari dasar sinus
maxillaries sampai sinus frontalis 3-5mm, tanpa bahan kontras, kondisi soft
tissue (WW diatas 2000, WL diatas 200) F.O.V 200-250mm
Tumor sinus : Potongan coronal 3-5mm dari dinding depan sinus sampai
nasopharynx / tumor habis tanpa dan dengan kontras, kemudian axial 3-5mm dari
dasar sinus sampai sinus frontalis / mencakup seluruh tumor, kondisi soft
tissue / tulang dan kondisi massa tumor dengan WW yang rendah.
9.
CT-SCAN THORAX
(bila memungkinkan sebaiknya dipakai teknik high
resolusi). Potongan axial
prekontras/ polos dari puncak paru sampai diafragma, tebal potongan 10, index
10-15. Bolus kontras diberikan mulai dari arkus aortae
samapi hilus inferior, tebal potongan 5-8mm. Bila proses dibawah hilus potongan post kontras
diteruskan kebawah sampai mengenai seluruh proses terpotong. Kondisi dicetak dalam 2 macam: kondisi parenkim paru
dan kondisi mediastinum. Permintaan khusus
untuk parenkim paru dapat dibuat sbb: biasanya pada indikasi parenchymal lung
disease / emphysema. Axial scan tanpa kontras filter high resolusi, tebal
potongan 2mm dengan index potongan 8-10mm dari puncak paru sampai diafragma.
Tumor esophagus : pemeriksaan thorax scan sambil minum
oral kontras sampai didapatkan lumen tumor yang sempit / batas antara esophagus
yang lebar dan yang sempit sebagai batas atas tumor.Bolus kontras diberikan
pada daerah tumor mulai batas atas sampai batas bawah, dicetak dalam kondisi
mediastinum. Potongan coronal dan sagital dapat diperoleh melalui MPR (untuk
itu perlu dibuat potongan tipis 2-3mm sewaktu dibolus).
10.
CT-SCAN ABDOMEN ATAS
Potongan
Axial dari diafragma sampai ginjal. Prekontras: tebal potongan 10, index
10-15mm. Bolus kontras diberikan pada daerah yang menjadi tujuan pemeriksaan. Organ / kelainannya yang diperiksa besar (hepar, lien):
tebal potongan 10mm, index 8-12mm. Organ / kelainannya sedang (ginjal, lambung,
usus) dipakai tebal potongan 5-8mm. Organ / kelainannya kecil (pancreas,
kandung empedu,……..) tebal potongan 2-5mm. Pada kasus tertentu seperti tumor
yang hipervaskuler/hemangioma khusus untuk hepar dan ginjal, perlu dibuat
delayed scan apbila dicurigai ada kelainan pada bolus kontras.Pada alat spiral
/ helical CI, untuk hepar dan ginjal sebaiknya dipakai program volume/spiral
scan untuk mendapatkan dual phase(fase arterial dan portal pada hepar atau fase
cortex dan medulla pada ginjal), kemudian dibuat lagi delayed scan untuk
mendapatkan fase equilibrium(untuk hepar) dan fase excresi (untuk ginjal)
dimana system pelviocalycesnya terisi penuh. Untuk kasus CA pancreas pakai
kontras negatife (minum air saja).
11.
CT-SCAN ABDOMEN BAWAH / PELVIC
Potongan
axial dari lumbal 5 sampai buli-buli / kelenjar prostate. Prekontras : tebal
potongan 10mm. Bolus kontras didaerah yang ada kelainan, tebal potongan
tergantung besar kecilnya kelainan. Biasanya dipakai tebal potongan 5mm.
Persiapan pasien sering tidak sampai mengisi baik rectum-sigmoid, untuk itu
perlu dimasukkan kontras rectum. Khusus untuk Ca
cervix yang masih stadium II-III, dibuat potongan 3mm pada waktu bolus kontras.
Delayed scan kadang diperlukan bila: batas tumor tidak
jelas. Potongan koronal dan sagital dapat diperoleh melalui teknik MPR.
12. CT-SCAN SPINE
Potongan axial F.O.V. 160mm, tanpa kontras atau dengan
kontras intrathecal, disebut CT-Myelografi. Untuk kasus HNP: potongan hanya didaerah ruang discus,
sejajar dengan discus, tebal potongan 2-4mm. Kondisi soft tissue dan tulang
bila perlu. Untuk penilaian canal stenosis, dapat dibuat satu potongan tepat
ditengah korpus vertebrae, tegal lurus dengan axis corpus. Untuk kasus
tumor/spondylylitis/metastasis tulang: potongan sejajar dengan corpus vertebrae
didaerah yang ada kelainannya. Kondisi soft tissue dan tulang . Bila perlu
(umumnya harus) diberikan bolus kontras terutama pada kasus abses paravertebral
atau untuk melihat infiltrasi tumor kedalam canalis vertebralis.
2.9 .Kelebihan dan
Kekurangan CT-SCAN
Kelebihan CT scan
- Gambar yang dihasilkan memiliki resolusi yang baik dan akurat.
- Tidak invasive (tindakan non-bedah).
- Waktu perekaman cepat.
- Gambar yang direkontruksi dapat dimanipulasi dengan komputer sehingga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Kekurangan CT scan
- Paparan radiasi akibat sinar X yang digunakan yaitu sekitar 4% dari radiasi sinar X saat melakukan foto rontgen. Jadi ibu hamil wajib memberitahu kondisi kehamilannya sebelum pemeriksaan dilakukan.
- Munculnya artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal ini biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman, pasien menggunakan tambalan gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh tertentu.
- Reaksi alergi pada zat kontras yang digunakan untuk membantu tampilan gambar.
2.10
Penatalaksaan
A.
Persiapan Pasien
Pasien
dan keluarga sebaiknya diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.
Pasien diberi gambaran tentang alat yang akan digunakan. Bila perlu dengan
menggunakan kaset video atau poster, hal ini dimaksudkan untuk memberikan
pengertian kepada pasien dengan demikian menguragi stress sebelum waktu
prosedur dilakukan.
Test
awal yang dilakukan meliputi :
·
Kekuatan untuk
diam ditempat ( dimeja scanner ) selama 45 menit.
·
Melakukan
pernapasan dengan aba – aba ( untuk keperluan bila ada permintaan untuk melakukannya
) saat dilakukan pemeriksaan.
·
Mengikuti aturan
untuk memudahkan injeksi zat kontras.
·
Penjelasan kepada
klien bahwa setelah melakukan injeksi zat kontaras maka wajah akan nampak merah
dan terasa agak panas pada seluruh badan, dan hal ini merupakan hal yang normal
dari reaksi obat tersebut.
·
Perhatikan keadaan
klinis klien apakah pasien mengalami alergi terhadap iodine.
·
Apabila pasien
merasakan adanya rasa sakit berikan analgetik dan bila pasien merasa cemas
dapat diberikan minor tranguilizer.
·
Bersihkan rambut
pasien dari jelly atau obat-obatan. Rambut tidak boleh dikepang dan tidak boleh
memakai wig.
Contoh
pada kasus diabetes di lakukan persiapan sebagai brikut:
Bagi pasien diabetes
- Berpuasa 6 jam sebelum melakukan pemindaian. Pastikan untuk hanya minum air putih saja dalam jumlah banyak.
- Tidak minum obat diabetes oral atau suntikan insulin, lebih baik bawa obat-obatan tersebut pada saat melakukan pemindaian.
- Konsumsi obat diabetes oral dan suntikan insulin satu hari sebelum pemindaian dilakukan.
- 1.Pasien datang di pusat pencitraan 30 menit sebelum waktu perjanjian agar bisa dilakukan pemeriksaan gula darah.
Tidak merokok pada saat hari
pemindaian.
Bawa serta hasil pemindaian sebelumnya
seperti : PET/CT, MRI, CT, rontgen (sinar X), ultrasound, tes darah, dan
laporan biopsi. Jika tersedia, bawa serta CD atau filmnya
Gunakan pakaian yang nyaman dan tidak
menggunakan perhiasan. Simpan barang berharga di rumah.
Tidak melakukan olahraga keras atau
aktivitas yang melelahkan sehari sebelum waktu pemeriksaan.
Siapkan waktu selama 3 jam untuk
pelaksanaan pemeriksaan di tempat tersebut. Khusus bagi diabetesi, mereka perlu
mengatur kadar gula darahnya hingga normal dan harus tinggal lebih lama di
tempat tersebut.
- Anda akan disuntikkan bahan radioaktif dalam jumlah kecil yang akan dimetabolisme oleh tubuh dan beberapa tumor.
- Reaksi atau efek samping yang disebabkan oleh bahan radioaktif jarang terjadi, namun dalam kondisi yang sangat jarang, efek ringan dapat terjadi. Risiko yang dihubungkan dengan kadar radioaktivitas ini, bila ada, diyakini sangat kecil dan hampir selalu dibenarkan oleh manfaat yang diperoleh guna mendiagnosis atas penyakit yang mungkin terjadi.
- Setelah disuntik, ada periode waktu selama jam untuk bisa dilakukan pencitraan.
- Sesi pemindaian dapat berlangsung antara 20-30 menit. Setelah pemindaian dilakukan, dokter akan memeriksa gambaran yang dibutuhkan. Contoh sederhananya, pemindaian yang ditunda bisa jadi diperlukan karena pertimbangan dari dokter pengobatan nuklir.
- Hadir tepat waktu. Bila Anda memelukan penjadualan ulang, Anda harus memberi tahu klinik 48 jam sebelumnya.
- Prosedur ini tidak disarankan bagi pasien yang sedang atau kemungkinan akan hamil. Segera hubungi kami jika Anda memerlukan keterangan lebih lanjut.
B.
Prosedur
a.
Posisi terlentang dengan tangan terkendali.
b.
Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.
c. Dilakukan pemantauan melalui
komputer dan pengambilan gambar dari beberapa sudut yang dicurigai adanya
kelainan.
d. Selama prosedur berlangsung pasien harus
diam absolut selama 20-45 menit.
e. Pengambilan gambar dilakukan dari
berbagai posisi dengan pengaturan komputer.
f. Selama prosedur berlangsung
perawat harus menemani pasien dari luar dengan memakai protektif lead approan.
g. Sesudah pengambilan gambar pasien
dirapikan.
C.
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
a. Observasi
keadaan alergiterhadap zat kontras yang disuntikan. Bila terjadi alergi dapat diberikan deladryl 50 mg.
b. Mobilisasi secepatnya
karena pasien mungkin kelelahan selama prosedur berlangsung.
c. Ukur intake
dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah pemberian zat
kontras yang eliminasinya selama 24 jam. Oliguri merupakan gejala gangguan
fungsi ginjal, memerlukan koreksi yang cepat oleh seorang perawat dan dokter.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
CT atau CAT scan adalah tes x-ray khusus yang dapat
memproduksi gambar penampang tubuh dengan teknik menggunakan x-ray dan bantuan
komputer. Gambar-gambar yang dihasilkan memungkinkan seorang ahli radiologi,
untuk melihat bagian dalam tubuh seperti Anda akan melihat bagian dalam roti
dengan cara mengirisnya . Jenis sinar-x khusus, mengambil “gambar” dari
potongan tubuh.
Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk
mengetahui bagian dalam dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung.
Dalam radiografi dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati
sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar
bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa
organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang
lebih canggih yaitu CT-Scanner (Computed Tomography Scanner) dengan
menggunakan radiasi nuklir seperti neutron, sinar gamma dan sinar-x. Sehingga dokter Radiologi bisa melihat dengan detail pada
daerah tertentu.
3.2 Saran
1. Berat
badan klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan. Berat badan klien
yang dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien dengan berat badan
dibawah 145 kg. Hal ini dipertimbangkan dengan tingkat kekuatan scanner.
Sebelum dilakukan pemeriksaan CT scan pada klien, harus dilakukan test apakah
klien mempunyai kesanggupan untuk diam tanpa mengadakan perubahan selama 20-25
menit, karena hal ini berhubungan dengan lamanya pemeriksaan yang dibutuhkan.
2 .
Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum dilakukan pemeriksaan
untuk menentukan apakah klien bebas dari alergi iodine, sebab pada klien yang
akan dilakukan pemeriksaan CT
3. Scan disuntik dengan zat kontras berupa
iodine based kontras material sebanyak 30 ml. Bila klien ada riwayat alergi
atau dalam pemeriksaan ditemukan adanya alergi maka pemberian zat kontras
iodine harus distop pemberiannya. Karena eliminasi zat kontras sudah harus
terjadi dalam 24 jam. Maka ginjal klien harus dalam keadaan normal.
DAFTAR PUSTAKA
Adisti Gusmavita. 2009. CT Scanner. www.kompas.co.id
.update : 10 Juni 2010 pukul : 15.10
(acces online)
online)
15.35
(acces online)
(acces
online)
(acces
online)